Release :
January, 5th 2018
Director :
Adam Robitel
Writer :
Leigh Whannell
Duration :
103 minutes
Genre :
Supernatural, horror
Cast : Lin
Shaye, Angus Simpson, Leigh Whannel, Spencer Locke, Caitlin Gerard, Bruce Davidson
Jujur, aku bukan penikmat film horor yang mau buang-buang duit demi beli
satu seat di bioskop. Tapi karena
kemaren emang lagi suntuk di rumah melulu ngabisin liburan semester ganjil,
waktu diajak nonton Insidious aku mau-mau aja. Karena aku orangnya penakut,
kalau nonton film horor mesti efek ketakutannya akan kebawa sampai
berhari-hari. Misalnya kalau di film ada adegan hantunya muncul di
langit-langit kamar, aku bakal kepikiran langit-langit kamarku juga bakal ada
hantunya. Pokoknya aku parah sih kalo soal nonton film horor.
Insidious… aku males mau ngubek ulang kapan pertama kalinya film ini
muncul, sekitar tahun 2010 kalo nggak salah. Yang kuinget soal film ini,
pertama kalinya aku tau lewat sebuah majalah saat aku nunggu keberangkatan bus
di terminal. Aku baca salah satu artikel yang ngebahas film Insidious yang
pertama. Kayaknya pas SMP, atau SD. Aku lupa. Film Insidious sukses banget jadi
film horor yang paling ditakuti waktu itu. Aku pun nontonnya sampai kebayang terus sama sosok hantu berwajah merah
yang nakutin Dalton.
Banyak yang berspekulasi Insidious terakhir ini adalah lanjutan dari tiga
Insidious sebelumnya, aku pun bepikiran
sama. Tapi stelah nonton langsung dan kebawa alurnya yang unexpected, barulah aku sadar Insidious : The Last Key ini lebih
cocok disebut sebagai prekuel ketiga Insidious lainnya. Dan ending-nya sukses bikin para penenton
bilang : “Oh, gituuu.” Karena alur akhirnya akan kembali membawa kita ke cerita
Insidious pertama.
Film ini dimulai ketika Elise kecil menjalani kehidupan sulitnya di rumah
keluarganya di New Mexico sekitar tahun 1950-an. Sejak kecil Elise mempunyai
kekuatan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata seperti
hantu atau bahkan iblis. Sampai-sampai adiknya, Christian selalu marah kalau
menemukan Elise memanggil teman tak kasat matanya itu.
Yang paling membuat hati bergetar waktu ayahnya Elise nggak mau terima
anaknya punya kemampuan supranatural itu. Setiap kali Elise ketahuan baru
melihat hantu, ayahnya akan menghukum Elise dengan pukulan atau bahkan dikurung
di ruangan yang gelap. Nah, di ruangan itu nanti Elise akan menemukan pintu dan
suara-suara gaib yang memintanya untuk membuka pintu yang ada di sana. Dari
balik pintu yang dibuka Elise, munculah sosok iblis yang di setiap jarinya ada
kunci-kunci panjang dan kemunculan iblis itu yang akan menjadi momok utama di
film ini.
Ibu Elise adalah satu-satunya orang di rumah itu yang percaya pada
kemampuan supranatural anaknya. Bahkan ibunya meminta Elise tetap melanjutkan
kemampuan itu dan merahasiakannya. Sayang, karena ibunya justru meninggal
karena kekuatan astral yang di luar kendali Elise. Kemudian Elise tumbuh dengan
ayah yang membenci kemampuannya dan adiknya yang merasa takut dengannya.
Di usia 16 tahun Elise memutuskan untuk melarikan diri dari rumah, dia
meninggalkan adiknya bersama ayahnya yang kasar dan pemarah. Kemudian Elise
menjalani kehidupan barunya sebagai cenayang yang menerima permintaan tolong
dari banyak orang. Sampai ketika dia menerima panggilan dari seseorang yang
ternyata tinggal di rumah semasa kecilnya di New Mexico, barulah kita akan
mendalami bagaimana cerita yang sebenarnya terkuak satu persatu.
Well, aku berharap Insidious kali ini
memberikan efek yang sama seperti Insidious yang lainnya. Tapi di akhir cerita,
aku malah nanya sama temen di sebelahku, “Udah segitu doang?” karena aku
ngerasa nggak ada rasa ketakutan yang ditinggalkan sama kayak Insidious
pertama. Aku sempat mikir apa sih yang ngebuat Insidious kali ini nggak bikin
aku takut? Padahal aku orangnya penakut. Apa gara-gara hantu yang muncul kurang
nyeremin atau apa? Satu-satunya yang nakutin menurutku cuma musik-musik serem
dan suara keras waktu ada hantu yang muncul tiba-tiba. Alurnya emang lumayan
bagus, tapi entahlah nggak berhasil menghantui aku paska nonton film itu.
Banyak teman lainnya yang juga berpendapat kalau Insidious : The Last Key
agak mengecewakan. Biasanya film-film bersekuel memang rawan kehabisan ide alur
atau kejutan lain. Bahkan mungkin aja cerita Insidious ini sudah mencapai puncaknya
di sekuel sebelumnya, jadi untuk Insidious prekuelnya malah kerasa kurang greget.
Buat kalian yang masih mikir-mikir mau nonton film ini atau nggak karena
kendala takut, well jangan pernah
takut buat nonton karena film ini nggak begitu nyeremin. Alasan kenapa aku
masih merekomendasikan kalian untuk nonton film ini karena Insidious : The Last
Key akan menutup perjalan kalian yang udah nonton sekuel Insidious sebelumnya.
Tapi buat kalian yang baru pertama kalinya nonton film Insidious, kayaknya film
keempat Insidious ini nggak akan membuat kalian jadi fans, deh.
Ayo, buat kalian yang penakut kayak aku dan belum berani atau belum
sempat nonton, coba deh nonton film ini. Dan buktikan penilaian di review ini
tentang filmnya nggak menakutkan bener atau nggak. Happy watching~
Scores of “Insidious : The Last Key” :
Plot : 7/10
Ending : 6/10
Cast : 6/10
Scenes : 8/10
Overall : 7.0