Review Series Thailand : Theory of Love
Yeeaa, ini kali pertamanya aku nulis review tentang series Thailand. Selama
ini aku cuma nulis review tentang
film atau drakor doang. Entah kenapa kali ini aku pengen nulis review buat series yang satu ini. Tapi
sebelum review-nya dimulai, aku mau
cerita sedikit alasan kenapa aku mau repot-repot nulis review series Thailand ‘Theory of Love’.
Sebenernya aku tipe orang yang nggak begitu
suka nonton film atau drama romantis. Kecuali kalo ada konsep melankolisnya,
alias salah satu pemeran ada yang tersakiti. Anjer, ini aku kayak maso banget,
ya. Yah, mungkin aku nggak begitu setuju sama hubungan yang happily from the start until the end. Harus
ada yang berjuang dan tersakiti. Bahkan kalo itu pada akhirnya open ending atau sad ending aku bisa terima.
Nah, kemudian mari kita bahas soal tema bl
atau boys love. Di Indonesia, tema
ini udah umum ditemukan. Dan penggemarnya pun udah banyak. Meskipun kisah
percintaan yang ditawarkan berasal dari hubungan sesama jenis, bukan berarti
penikmatnya adalah orang yang mendukung atau bahkan melakukan hubungan
demikian.
Tema bl ini adalah salah satu tema yang
sedang marak di pasaran. Bahkan Korea pun, udah berani ambil tema ini sebagai
salah satu ‘promosi’ industri perfilman mereka. Kenapa? Karena dari sudut
pandangku pun, dengan mengangkat tema bl atau minimal bromance, plot konflik soal percintaan akan menjadi lebih banyak
dan luas.
Serius.
Oke, sekarang aku bakal mulai review-nya. Di antara sekian banyak
series Thailand, kenapa aku milih Theory of Love for my first time to reviewing Thai series?
Pertama,
karena series ini punya tingkat kesedihan tokoh utama yang luar biasa. Kita
bakal dibuat nangis sama kebodohan Third yang rela ngelakuin hal-hal nggak
terduga hanya demi cintanya sama Khai.
Kedua,
series ini menceritakan tentang persahabatan antar mahasiswa jurusan
perfilman. Dan menurutku hal yang berhubung sama film itu punya nilai klasik. Ibarat
film adalah cara terbaik untuk merefleksi kehidupan.
Ketiga,
kebanyakan series Thailand sering terfokus sama lingkungan sekolah, dorm
dan klub. Nah, series ini punya pengambilan setting
yang beraneka, indah dan memorable.
Keempat,
persahabatan mereka luar biasa kental. Bahkan mereka saling menyakiti,
membela, melindungi dan semua dilakukan bersama sampai mereka sama-sama sukses.
Kelima,
tokohnya sesuai sama karakter. Tampang playboy
Off untuk karakter Khai. Muka manis Gun untuk karakter pendiam dan cerdas
Third, dan lain sebagainya.
Dan inilah review Theory of Love khusus dari aku!
SINOPSIS
Theory of Love adalah series Thailand yang
disiarkan mulai tanggal 1 Juni 2019 – 17 Agustus 2019. Punya total 15 episode
yang semuanya udah bisa dinikmati lewat channel
Youtube GMMTV dengan subtitle Inggris atau Indonesia.
Series ini mengisahkan tentang empat
mahasiswa jurusan perfilman dengan sebutan ‘Savage Gang’, yang terdiri dari :
- Third (Gun Atthapan) : dia adalah sutradara dan penulis naskah yang handal. Karakternya bisa dibilang pendiam, serius, penuh tekad, mengedepankan urusan orang lain ketimbang urusannya, penurut, pekerja keras dan loveable. Dia diam-diam menyimpan perasaan pada Khai, sahabatnya yang womanizer—suka bergonta-ganti cewek hanya karena dia tampan dan populer. Third nggak akan pernah mau ungkapin perasaannya sama Khai karena dia tau Khai punya prinsip nggak mau pacaran sama sahabatnya sendiri.
- Khai (Off Jumpol) : dia adalah mahasiswa yang menguasai bagian sound. Dengan tampang menarik, sifat atraktif, tubuh yang kurus tinggi (menurutku dia punya badan yang oke buat pake baju apa aja), dan gaya berpakaian yang stylish, Khai sering bergonta-ganti cewek. Kelakuannya ini sampai sudah sangat dimaklumi oleh sahabatnya, dan bahkan Khai sampai nggak pernah sadar kalo Third punya rasa padanya. Khai nggak mau sakit hati kalo serius sama soal cinta-cintaan, makanya dia jadi playboy.
- Two (White Nawat) : dia punya potensi yang bagus dalam dunia fotografi. Di antara yang lain, jujur aku nggak begitu suka liat tampang dia (karena gaya rambutnya di series ini nggak banget). Tapi persepsiku luruh saat karakter Two di sini adalah poin penting untuk ngebuat kisah cinta Third menjadi lebih baik. Mendukung, membantu mengatasi masalah dan membela teman-temannya adalah sifat yang kusukai dari Two. Ibarat di dunia nyata, Two ini seperti teman yang jadi tempat curhat buat yang lainnya.
- Bone (Mike Chinnarat) : dia sangat mahir di bagian editing. Pertama kali lihat, pasti semua orang suka sama tampang Bone. Dia definisi yang tepat dari sosok cowok dewasa, dilihat dari wajah, kepribadian sampai pekerjaan. Bone adalah seorang barista yang bekerja paruh waktu di sebuah café dengan tempat penyewaan film. Di antara teman-temannya, Bone doang yang straight wkwkwk. Kisah cinta Bone jauh lebih mengenaskan dan klasik sebenarnya. Tapi dia bener-bener menampilkan sosok dewasa dalam menangani kisah cinta tragisnya.
PLOT
Di episode awal, kita diperlihatkan bagaimana
kedekatan hubungan antara Third dan Khai. Bayangin aja selama 3 tahun mereka
deket, Third harus nyembunyiin rapat-rapat soal perasaannya sama Khai. Bahkan
setiap kali Khai jalan sama cewek, bahkan sampai ciuman dan tidur sama cewek,
sebenernya Third terluka meski di luar dia terlihat nggak pa-pa. Setiap Khai
putus sama cewek, Third mengira itu kesempatannya buat lebih deket sama Khai,
tapi pada akhirnya Khai selalu punya pacar baru lagi, lagi dan lagi.
Pada akhirnya Two mengetahui rahasia perasaan
Third buat Khai, dan dia berjanji bakal bantuin Third untuk merealisasikan
perasannya. Meskipun dapet bantuan dan dukungan dari Two, Third tetap menjadi
pihak yang terluka. Khai dengan masa bodohnya ngelakuin hal-hal jahat ke Third
tanpa disadarinya. Bahkan dia dicap sebagai orang bodoh yang nggak bisa baca
perasaan orang lain.
Dan pada akhirnya Khai dapat karmanya. Dia
ngerasain bagaimana rasanya cemburu dan dilukai. Aku sempet ngerasa seneng
karena Khai bisa rasain betapa sakitnya posisi Third waktu itu. Bahkan aku
ngerasa penderitaan Khai nggak bisa dibandingkan dengan penderitaan Khai selama
tiga tahun terakhir. Kita bisa lihat, di beberapa episode ada momen Third
nangis karena dilukai. Dan you know-lah,
with that cute and innocent Gun’s face, tangisan
kecemburuan bisa kerasa sakit banget. Tapi tangisan Khai yang playboy dan cenderung whatever-an juga bikin miris sih.
Bayangin aja cowok nggak peka bisa nangis setelah mulai bisa ngerasa peka. What a big matter.
Tapi tenang, series ini akan berakhir happy ending buat perjuangan Third dalam
mencintai Khai secara diam-diam selama 3 tahun. Tapi lika-liku sampai keduanya
bisa saling bersatu beneran bikin capek. Ada banyak kepercayaan dan masa depan yang
dipertaruhkan. Apalagi sifat Third yang dewasa dan penuh pertimbangan. Dia
nggak mengedepankan ego buat dicintai balik sama his crush for 3 years, dia mempertimbangkan hatinya yang nggak mau
disakiti lagi karena terlalu takut percaya sama Khai sering ingkar janji.
Setiap detail alur dalam series ini ditulis
dengan baik. Ditambah ada banyak memorable
scene entah itu yang bikin nangis, yang bikin ketawa, tegang atau bahagia.
Semua dikemas dengan apik. Misalnya momen di series itu yang nggak bisa
kulupain adalah saat Third ubek-ubek sampah demi nemuin barang pacarnya Khai,
itu beneran sinting sih. Demi cinta bisa sampe gitu. Atau momen saat Third dan
Khai belanja keperluan di IKEA dan malah berakhir jadi adegan kayak di rumah
sendiri. Itu lucu sih, apalagi mereka berdua (Gun sama Off) emang udah deket
sejak lama, jadi pembangunan karakter mereka di momen itu beneran lucu dan
nyata.
Poin utama kenapa aku suka sama series ini
adalah ada banyak alur dan scene luar
biasa soal ‘perjuangan cinta’. Momen yang belum pernah aku temuin di series bl Thailand
lainnya. Dan ceritanya pun diramu sama selingan humor soal kekonyolan mereka
dengan sound effect lucu. Jadi yang
awalnya tegang atau sedih mendadak jadi ngakak. Series ini adalah definisi
terbaik dari, persahabatan, perjuangan, cinta, mimpi dan kepercayaan.
KEKURANGAN
(HAL YANG NGGAK BEGITU KUSUKA)
Meskipun 90% series ini berhasil merebut
hatiku, aku juga tetep punya beberapa poin yang nggak begitu kusuka. Misalnya,
soal kisah cinta Two dan Aun. Menurutku itu terlalu memaksa. Rahasia perasaan
di antara keduanya punya porsi yang lebih banyak dalam beberapa episode, sampai
porsi buat mengetahui tentang perasaan satu sama lain dan saling cinta di
antara mereka jauh lebih dikit. Meskipun aku ngerasa couple ini nggak cocok, aku tetep berespektasi kalo penyelesaian
dan konklusi kisah cinta mereka bisa jadi jauh lebih luwes dan dapet porsi yang
seimbang.
Hal lain yang nggak kusuka dari series ini
adalah kejadian yang terlalu dipaksakan. Contohnya, waktu Khai muncul di depan
Third dengan penuh darah dan akhirnya pingsan. What the hell, dengan tulang kaki patah dan luka punggung
seharusnya Khai nggak mungkin mampu jalan sejauh itu hanya untuk ketemu sama
Third. Kayak nggak masuk akal aja gitu.
Terus di series ini momen mereka syuting dan ngerekam suara pake audio tapi malah kedengeran suara lain itu sering terjadi. Jadi istilahnya kayak nguping gitulah. Misal, waktu Third pegang boompole mikrofon saat syuting tugas sekolah, eh mikrofonnya malah ngerekam suara Khai yang lagi gombalin cewek di lantai dua. Momen kayak gini nggak terjadi sekali dua kali. Ibaratnya kayak sutradara coba menemukan cara lain untuk penyampaian yang dibicarakan pihak kedua kepada pihak pertama. Menurutku itu lucu dan bukannya unik (karena momennya ada beberapa jadi terkesan aneh).
Dan kalo aku berusaha nyari kekurangan dari
series ini lagi, kayaknya belum nemu. Mungkin itu aja sih yang agak mengganggu
buatku.
KELEBIHAN
(CIRI KHAS SERIES INI YANG NGGAK KUTEMUI DI SERIES LAIN)
First
of all adalah gaya berpakaiannya Khai! Aku suka banget sumpah!!! Nggak tau
kenapa. Khai punya badan yang tinggi kurus, dia pake seragam selalu dimasukin
ke celana, mempertegas betapa semampai dan bagusnya bodi dia. Kayak model kan biasanya punya bodi kurus dan tinggi. Dan
meskipun dia pake motor cowok dan helm fullface,
tapi tasnya malah tipe tas slempang kayak punya cewek.
Terus pakaian dia sehari-hari. Khai selalu suka
pakai baju yang dimasukin ke celana, potongan leher rendah, celana kain longgar
di atas mata kaki. Untuk seorang cowok yang berperan sebagai top, rasanya baru kali ini aku nemuin
keberanian dia buat berpenampilan unik dan cenderung kesan feminimismenya. Dan menurutku Khai ini karakter yang lebih
merepresentasikan mahasiswa desain atau model, bukan mahasiswa perfilman.
Hal lain yang kusuka dari series ini adalah
cara penulisnya mengembangkan dunia perfilman menjadi lebih nyata. Bagaimana
mereka berempat bisa terlibat secara langsung dengan film-film beken dunia.
Misal, film favorit Third adalah ‘Flipped’ tahun 2010 yang bergenre komedi romantis.
Yang kemudian dalam sebuah episode menjadi salah satu ‘senjata’ dari keretakan
hubungan Third dan Khai.
Atau pembangunan karakter Third dan Khai yang
suka melakukan proyek reviewing film
di akun pribadinya. Dengan begitu karakter mereka beneran keliatan sebagai
penikmat film karena mereka me-review banyak
judul film.
Juga karakter Bone yang rela menemukan film
Perancis tahun 50-an hanya demi bisa berkencan dengan seorang cewek. Mereka
juga terlibat dengan bertukar film yang saling direkomendasikan satu sama lain.
Kepemahaman kedua karakter ini pada banyak jenis film membuat proses pendekatan
mereka jadi lebih indah dan klasik.
Hal yang kusuka lainnya adalah kekuatan
pembangunan karakter Third. Menurutku Gun bisa menguasai karakter ini menjadi
bagian dirinya sendiri. Nggak tau kenapa, di saat karakter lain ngerasain sakit
hati, aku nggak bisa ngerasain hal yang sama kayak yang diperlihatkan lewat
akting mereka. Tapi kalo yang nangis dan sakit hati itu Third, entahlah—aku bisa
tanpa sadar ikut netesin air mata, bahkan sampai ngomong kasar saking keselnya.
Gun sama karakter Third ini beneran cocok. I find difficulty to describe how powerfull
his character on this series.
PENILAIAN
Storyline : 9.5
Characters : 9.0
Scenes : 9.0
Backsound : 8.9
Rewatch value : 8.9
Total : 9.0
Pokoknya kalian harus nonton dan temuin sensasi beda dan memorable-nya series ini ketimbang series bl Thailand lainnya! Haappy watching!
Kak,buat akun YouTube channel aja,yang kakak bahas unik dan tata bahasanya sangat mudah dipahami
ReplyDeleteAku suka bgt sama cara kakak buat review series. Aku sebenarnya udah nntn series nya dan emg bnr aku agak kesel sama Khai yg ga pernah peka sama Third apalgi pas Third udh berani ungkapin perasaan nya Khai malah mikir Third ngasih solusi buat baikkan sama Nong Milk,aku baru nntn smpe eps 3 tapi aku udah ngerasa bgt kalo ini series bagus dan aku jga suka kebawa dalam series nya Third nangis aku ikutan nangis dan series ini juga kaya kisah cinta aku,so aku bener bener ngerasain gimana rasanya jadi Third dan emg ga gampang lupain apalagi bilangin perasaan suka kita ke orang yang jelas jelas kita ketemu setiap hari kita berinteraksi setiap hari itu susah bgt.
ReplyDeleteIntinya aku suka sama Review kakak Thank you very much atas usaha nyaa dan aku dukung kakak bikin channel youtube krna bagus bgtt cara penyajian kakak buat review. Udh deh gtu aja wkwk panjang jga ya ternyata mna pke curhat
Latar tempat series dimana ya kak?beneran ada kan jurusan film
ReplyDelete