Wednesday, May 20, 2020

The World I Live In; Pathologhical Liar



Hai, Nat.
Umurku sudah 23 tahun. Seharusnya aku sudah bisa sebahagia kamu. Sudah bisa mulai memikirkan masa depan, menyusun kisah cinta dengan calon pedamping idaman, atau mulai meniti kariri agar tetap berpenghasilan.
Tapi semakin dewasa, akalku mulai tergerogoti ketidakwarasan. Aku lebih suka bermain-main, mencari keberadaan hidup yang tidak pernah bisa aku miliki. Misalnya soal kekasih idaman. Aku menjelma menjadi sosok yang aku inginkan, sesuatu yang bila sungguh aku nekatkan hanya akan menambah dosa dan beban keluarga.
Lalu mereka datang; para korbanku. Mereka percaya figur ini ada. Figur yang aku definisikan sebaik mungkin, sifat, rupa, lata belakang, fisik dan lain sebagainya. Lantas larut dalam cerita karena aku pendefinisi yang baik. Atau barangkali adalah manipulatif ulung. Merasa berdosa? Tidak.
Aku melakukannya sekali, kemudian lagi. Terus berulang kali. Ketahuan sekali, merasa aman dan tetap mengulanginya lagi. Aku memanipulasi semua secara bertahap. Membangun rasa simpati dari mereka seolah mereka sedang bberkenalan dengan figur yang aku idamkan ada. Bahkan hebatnya, aku tidak kesulitan membedakan mana dunia nyataku dan mana dunia hasil manipulasiku.
Sampai detik di mana aku mulai sadar, korbanku banyak sekali.
Detik di mana di sebuah platform ada yang tengah mendiskusikan istilah faker dan bagaimana manipulasinya bekerja. Lantas aku berkaca, Nat. pakah aku sama jahatnya seperti para fakers itu? apakah aku bagian dari mereka?
Tapi kebohonganku tanpa mencari untung! Aku tidak butuh uang! Aku hanya ingin menghidupkan figur yang ingin sekali kuhidupkan. Aku hanya butuh sebuah cerita hidup yang lebih baik dari kehidupanku sekarang. Aku cuma butuh perhatian, simpati dan rasa sayang.
Aku tidak sama.
Sampai tadi, kutemui istilah pathological liar.
Hey, it suits me well.
Pathological liar biasanya berbohong tanpa ada keinginan mendapatkan sesuatu. Merupakan pencerita yang ulung, meski garis besar cerita mereka terdengar rumit, namun dengan kemampuannya mereka dapat meyakinkan orang lain. Hal ini dapat dikatakan dipicu oleh keinginan untuk mendapatkan simpati dan kekaguman orang lain. Tak jarang mereka sampai terbawa arus sampai mempercayai kebohongannya sendiri. Dan kebohongan pathological liar terjadi dalam skala besar dan berulang, tanpa mngambil keuntungan materi sesudahnya.
See?
Setelah bertahun aku hidup mengcover diri menjadi orang lain, membiarkan orang menganggap aku seperti itu, membenci diri sendiri saat tampil apa adanya. Aku baru tau, mungkin inilah yang kuderita selama ini.
Tidak ada studi lanjutan yang bisa menjelaskan penyebab terjadinya pathological liar, atau berefek apa nanti pada akhirnya. Yang jelas, aku mesti membuang rasa cinta banyak orang padaku karena sosok yang kumainkan tidak sungguhan ada.
Jahat sekali. Tapi aku terus mengulanginya.
Nat, kenapa aku tidak punya banyak uang bahkan setelah aku bekerja, ya? Sebelum aku tau diagnosa apa yang sebenarnya ada pada tangisan-tangisanku di malam hari dan keinginanku untuk bunuh diri, kini aku tau ada abnormlaitas lain dalam batas warasku. Aku butu psikiater. Tapi kenapa mahal sekali untuk satu konsultasi.
Aku bingung harus menceritakan yang mana. Tapi sepertinya semua abnormalitas ini bermula setelah aku kehilangan kebahagiaan dari keberadaanmu.
Kalau kamu sampai baca ini, aku berani sumpah kamu tidak akan mengerti. Kamu terlalu normal untuk emamhami aku yang abnormal.
Kamu satu dari sekian orang awam itu, yang tidak bisa menilai sebuah kesalahan dari segi psikologi. Apa yang akan kamu tanamkan hanyalah aku jahat, aku menyedihkan dan aku tidak pantas dikasihani.
Ya Tuhan, siapa yang sebenarnya jahat di sini?
Aku yang abnormal atau dia yang awam?
Dan satu hal yang perlu kamu tau Nat, tidak ada kebahagiaan yang sempurna dari sebuah manipulasi. Jadi aku tidak pernah bahagia. Hehe.

Share: