Hai, Nat.
Umurku sudah 23 tahun. Seharusnya aku sudah
bisa sebahagia kamu. Sudah bisa mulai memikirkan masa depan, menyusun kisah
cinta dengan calon pedamping idaman, atau mulai meniti kariri agar tetap
berpenghasilan.
Tapi semakin dewasa, akalku mulai tergerogoti
ketidakwarasan. Aku lebih suka bermain-main, mencari keberadaan hidup yang
tidak pernah bisa aku miliki. Misalnya soal kekasih idaman. Aku menjelma
menjadi sosok yang aku inginkan, sesuatu yang bila sungguh aku nekatkan hanya
akan menambah dosa dan beban keluarga.
Lalu mereka datang; para korbanku. Mereka percaya
figur ini ada. Figur yang aku definisikan sebaik mungkin, sifat, rupa, lata
belakang, fisik dan lain sebagainya. Lantas larut dalam cerita karena aku
pendefinisi yang baik. Atau barangkali adalah manipulatif ulung. Merasa
berdosa? Tidak.
Aku melakukannya sekali, kemudian lagi. Terus
berulang kali. Ketahuan sekali, merasa aman dan tetap mengulanginya lagi. Aku
memanipulasi semua secara bertahap. Membangun rasa simpati dari mereka seolah
mereka sedang bberkenalan dengan figur yang aku idamkan ada. Bahkan hebatnya,
aku tidak kesulitan membedakan mana dunia nyataku dan mana dunia hasil
manipulasiku.
Sampai detik di mana aku mulai sadar,
korbanku banyak sekali.
Detik di mana di sebuah platform ada yang
tengah mendiskusikan istilah faker dan bagaimana manipulasinya bekerja. Lantas aku
berkaca, Nat. pakah aku sama jahatnya seperti para fakers itu? apakah aku
bagian dari mereka?
Tapi kebohonganku tanpa mencari untung! Aku tidak
butuh uang! Aku hanya ingin menghidupkan figur yang ingin sekali kuhidupkan. Aku
hanya butuh sebuah cerita hidup yang lebih baik dari kehidupanku sekarang. Aku cuma
butuh perhatian, simpati dan rasa sayang.
Aku tidak sama.
Sampai tadi, kutemui istilah pathological
liar.
Hey, it suits me well.
Pathological liar biasanya berbohong
tanpa ada keinginan mendapatkan sesuatu. Merupakan pencerita yang ulung, meski
garis besar cerita mereka terdengar rumit, namun dengan kemampuannya mereka
dapat meyakinkan orang lain. Hal ini dapat dikatakan dipicu oleh keinginan
untuk mendapatkan simpati dan kekaguman orang lain. Tak jarang mereka sampai
terbawa arus sampai mempercayai kebohongannya sendiri. Dan kebohongan pathological
liar terjadi dalam skala besar dan berulang, tanpa mngambil keuntungan
materi sesudahnya.
See?
Setelah bertahun aku hidup mengcover diri
menjadi orang lain, membiarkan orang menganggap aku seperti itu, membenci diri
sendiri saat tampil apa adanya. Aku baru tau, mungkin inilah yang kuderita
selama ini.
Tidak ada studi lanjutan yang bisa
menjelaskan penyebab terjadinya pathological liar, atau berefek apa
nanti pada akhirnya. Yang jelas, aku mesti membuang rasa cinta banyak orang
padaku karena sosok yang kumainkan tidak sungguhan ada.
Jahat sekali. Tapi aku terus mengulanginya.
Nat, kenapa aku tidak punya banyak uang
bahkan setelah aku bekerja, ya? Sebelum aku tau diagnosa apa yang sebenarnya
ada pada tangisan-tangisanku di malam hari dan keinginanku untuk bunuh diri,
kini aku tau ada abnormlaitas lain dalam batas warasku. Aku butu psikiater. Tapi
kenapa mahal sekali untuk satu konsultasi.
Aku bingung harus menceritakan yang mana. Tapi
sepertinya semua abnormalitas ini bermula setelah aku kehilangan kebahagiaan
dari keberadaanmu.
Kalau kamu sampai baca ini, aku berani sumpah
kamu tidak akan mengerti. Kamu terlalu normal untuk emamhami aku yang abnormal.
Kamu satu dari sekian orang awam itu, yang
tidak bisa menilai sebuah kesalahan dari segi psikologi. Apa yang akan kamu
tanamkan hanyalah aku jahat, aku menyedihkan dan aku tidak pantas dikasihani.
Ya Tuhan, siapa yang sebenarnya jahat di
sini?
Aku yang abnormal atau dia yang awam?
Dan satu hal yang perlu kamu tau Nat, tidak
ada kebahagiaan yang sempurna dari sebuah manipulasi. Jadi aku tidak pernah
bahagia. Hehe.